HAKIKAT
DAN KEDUDUKAN EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN
Dalam
penyelenggaraan pembelajaran bahasa, sebagaimana halnya dalam penyelenggaraan
pembelajaran bidang-bidang yang lain, evaluasi merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari penyelenggaraan pembelajaran secara keseluruhan. Sebagai suatu
pembelajaran, pembelajaran bahasa diselenggarakan untuk mencapai sejumlah
tujuan pembelajaran yang telah diidentifikasi dan dirumuskan berdasarkan telaah
mendalam terhadap kebutuhan yang perlu dipenuhi. Tujuan-tujuan pembelajaran itu
diupayakan pencapaiannya melalui serangkaian kegiatan pembelajaran yang
dirancang secara matang dan saksama dan dilaksanakan secara sungguh-sungguh
agar tujuan-tujuan pembelajaran itu dicapai secara semestinya.
Evaluasi tidak
boleh dipandang sebagai kumpulan teknik-teknik saja tetapi lebih merupakan
sebuah proses yang berdasar pada prinsip-prinsip. Dalam hal ini Depdiknas
mengkategorikan prinsip-prinsip umum evaluasi yang harus diperhatikan, yaitu:
Menetukan dan
menjelaskan apa yang harus dinilai selalu mendapat prioritas dalam proses
evaluasi. Efektifitas evaluasi bergantung pada telitinya
deskripsi tentang apa yang akan dievaluasi salah satu faktor yang
menerbelakangkan pengembangan pengukuran perilaku manusia adalah terpusatnya
konsentrasi kepada teknik dan bukan pada proses.
Teknik evaluasi
harus dipilih sesuai dengan tujuan yang akan dilayaninya dan harus
dipertimbangkan apakah teknik evalusi merupakan metode yang paling efektif
untuk menetukan apa yang ingin diketahui oleh siswa.
Evaluasi
yang komprehensif menuntut berbagai teknik evaluasi. Salah satu alasan
perlunya berbagai prosedur evaluasi adalah karena setiap jenis hanya menyajikan
bukti-bukti yang unik tetapi terbatas tentang perilaku siswa. Untuk mendapatkan
gambaran yang komplit tentang pencapaian siswa perlu kombinasi hasil dari
berbagai teknik.
Pemakaian teknik
evaluasi yang sewajarnya menuntut kewaspadaan akan keterbatasannya seperti juga
kekuatannya. Semua alat evaluasi selalu mengandung kekurangan tertentu. Pertama,
adalah kesalahan sampling, yakni hanya dapat mengukur sampling kecil pada satu
waktu. Kesalahan kedua adalah pada alat evaluasi itu sendiri atau proses
memakai alat itu. Sumber kesalahan yang lain lahir dari penafsiran yang salah
tentang hasil evaluasi, menganggap alat-alat itu mengandung presisi yang
sebenarnya tidak mereka miliki. Sebaik-sebaiknya alat evaluasi hanya memberikan
hasil yang bersifat mendekati saja, sehingga harus ditafsirkan secara wajar.
Kesadaran atas keterbatasan alat evaluasi memungkinkan dapat memakainya lebih
efektif, dan kesalahan-kesalahan dalam teknik evaluasi dapat dihilangkan dengan
cara hati-hati dalam memilih dan memakainya.
Evaluasi
hanyalah alat mencapai tujuan bukan merupakan tujuan akhir.
Dalam dunia
pendidikan pada umumnya dan bidang pengajaran pada khususnya, penilaian adalah
suatu program untuk memberikan pendapat dan penentuan arti atau faedah suatu
pengalaman. Yang dimaksud dengan pengalaman adalah pengalaman yang diperoleh
berkat proses pendidikan. Pengalaman tersebut tampak pada perubahan tingkah
laku atau pola kepribadian siswa. Jadi, pengalaman yang diperoleh siswa adalah
pengalaman sebagai hasil belajar siswa di sekolah. Dalam hal ini, penilaian
adalah suatu upaya untuk memeriksa sejauh mana siswa telah mengalami kemajuan
belajar atau telah mencapai tujuan belajar dan pembelajaran (Schwartz dalam
Hamalik 2007:157).
Sedangkan Depdiknas menjelaskan evaluasi dapat diidentifikasikan sebagai proses yang sistematis dalam menentukan sejauh mana tujuan instruksional dicapai oleh siswa-siswa. Pendapat tersebut ditegaskan lagi dengan pengertian evaluasi dari Soenardi Djiwandono, yakni secara umum evaluasi dalam penyelenggaraan pembelajaran dipahami sebagai suatu upaya pengumpulan informasi tentang penyelenggaraan pembelajaran sebagai dasar untuk pembuatan berbagai keputusan.
Sedangkan Depdiknas menjelaskan evaluasi dapat diidentifikasikan sebagai proses yang sistematis dalam menentukan sejauh mana tujuan instruksional dicapai oleh siswa-siswa. Pendapat tersebut ditegaskan lagi dengan pengertian evaluasi dari Soenardi Djiwandono, yakni secara umum evaluasi dalam penyelenggaraan pembelajaran dipahami sebagai suatu upaya pengumpulan informasi tentang penyelenggaraan pembelajaran sebagai dasar untuk pembuatan berbagai keputusan.
Rangkaian
kegiatan yang dimaksudkan untuk memperoleh contoh tingkah laku seseorang yang
memberikan gambaran tentang kemampuannya dalam bidang ajaran tertentu adalah
bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran, rangkaian kegiatan belajar-belajar
dilaksanakan dengan menggunakan bahan ajar dan latihan-latihan yang sesuai
dengan tujuan-tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam kegiatan
belajar-mengajar yang dilakukan. Dan untuk memastikan tercapainya tujuan-tujuan
pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya, perlu dilaksanakan serangkaian
evaluasi. Dengan melalui evaluasi ini, diharapakan diperoleh informasi
berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki siswa dalam bidang tertentu. Dalam hal
ini adalah bidang kebahasaan. Informasi yang dapat diperoleh berupa bahan ajar,
metode dan teknik belajar-mengajar, penyusunan dan penyelenggaraan tes, serta
latihan-latihan yang dilakukan. Informasi itu dikaji sebagi dasar untuk
menentukan sasaran yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan yang berkualitas.
Untuk itulah M.
Sonardi Djiwandono mengatakan pada hakikatnya kedudukan evaluasi dalam desain
pembelajaran adalah ”sebagai bagian akhir dari rangkaian tiga komponen pokok
penyelenggaraan pembelajaran, yaitu tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
dan evaluasi hasil kegiatan pembelajaran.”
Dalam
pelaksanannya, evaluasi harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip umum
yang menekankan pentingnya hal-hal sebagai berikut: 1) identifikasi tujuan
evaluasi, 2) memilh teknik evaluasi dalam hubungan dengan tujuan tersebut, 3)
memakai berbagai teknik evaluasi, 4) sadar akan keterbatasan teknik evaluasi
yang dipakai, dan 5) menganggap evaluasi sebagai sebuah proses pemerolehan
informasi untuk dipakai sebagai dasar bagi keputusan pendidikan.
Berdasarkan pendapat
dari para ahli, dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan serangkaian upaya
untuk mendapatkan informasi dari siswa yang disusun secara sistematis dan
berdasarkan tujuan instruksional yang selanjutnya dipergunakan untuk
pengambilan keputusan.
0 komentar:
Posting Komentar